Selasa, 01 Januari 2019

ONE DAY TRIP IN PUJON, MALANG.


Setiap perjalanan memiliki sebuah arti. Setiap jejak kaki selalu memiliki makna. Melangkah terus jauh dari tempat semula adalah hal yang paling menyenangkan. Bagai terus terbawa angin, melayang ke sebuah tempat.
----------------
ONE DAY TRIP IN PUJON, MALANG.

Kali ini saya mau berbagi cerita tentang perjalanan saya di Pujon, Malang Jawa Timur. Perjalanan kali ini sangatlah menarik temen-temen, kenapa? Karena saya mengunjungi banyak tempat wisata dalam satu hari dengan bugjet yang sedikit dan dalam waktu yang singkat. 

Ini cocok banget untuk temen-temen yang ingin menghabiskan waktu luang nya dengan mengekspore banyak tempat wisata tanpa harus memakan banyak waktu juga biaya yang sedikit.

Semalam sebelum kami memulai perjalanan, saya dan ketiga temen saya menginap di rumah milik teteh dari salah satu temen kami. Karena sebelumnya kami dijemput dari Pare, Kediri menuju Pujon, Malang.

Tiba sekitar pukul 10.00 malam, udara sudah mulai terasa beda banget. Dingin dan sejuk banget, berbeda dengan udara di Pare. Ga kebayang deh nanti kalau ke Bromo gimana. Hmm
Pada awalnya, saya merasa malas banget, udara pagi hari makin dingin aja pengen terus berlindung aja gitu di bawah selimut. Hehe tapi masa jauh-jauh kesini cuma mau numpang tidur aja, ya keuleus..

Perjalanan dimulai menggunakan sepeda motor.
Pertama,

1. Air Terjun CobanRondo
 
Gokils, udara nya sejuk banget. Berasa banget alam sejuk nya.  Ga sampai 15 menit kami sampai dari tempat kami menginap. Hanya dengan menggunakan sepeda motor kami melewati lika-liku jalan perbukitan dan sedikit berjurang.

Untuk tiket masuk saya tidak tahu, dikarenakan saya dapat masuk tanpa harus membayar. Alhamdulillah :D
 Dari tempat parkir kendaraan terlihat banyak pedagang oleh-oleh mulai dari cenderamata sampai beraneka kripik buah. Tidak hanya itu kami juga disambut beberapa ekor monyet liar yang hidup disekitar tempat tersebut. Mereka lucu-lucu, saya bahagia banget bisa ketemu mereka hehe.

Lanjut jalan beberapa meter mulai terdengar suara gemericik air terjun.. aa rasanya tak sabar, dan benar saja setelah terdengar suara semakin keras saya langsung berlari menghampiri asal suara tersebut. Dan wah MasyaAllah, indah bukan main.
Air terjun nya cukup tinggi, gemuruh air yang berjatuhan juga sangat terdegar kencang sekali. Langsung jatuh ke bawah aliran sungai dibawah nya. Namun sayang sekali ditempat ini kami tidak boleh berenang dikarenakan area yang sempit dan bebatuan yang besar-besar, rawan untuk direnangi.

Tapi tak perlu risau, pemandangan serta udara nya yang sejuk tetap dapat menenangkan jiwa-jiwa yang sepi lho! Haha ga bakal rugi deh kalau dateng kesini. :’)

2. Cafe Sawah
 
 
Pujon poenya nih gengs! Cafe yang bernuansa pelataran serta pemandangan persawahan juga pegunungan. Keren abiiez. Tempat ini sebagai lambang tanah subur yang dimiliki kabupaten malang, mulai tanaman padi, sayur-sayuran juga buah-buahan di malang semua nya tertanam subur.
 
Tempat nya ga jauh dari tempat sebelumnya, hanya berjarak beberapa kilometer. Tepatnya di Desa Wisata Pujon Kidul Kabupaten Malang.
 
Ide pembuatan cafe ini berasal dari pemuda-pemudi remaja pujon kidul lho, mereka bekerjasama dengan BNI membangun tempat ini untuk mempromosikan desa mereka yang indah.
 
Oiya, tak perlu khawatir makanan-makanan disini harganya sangat terjangkau mulai dari Rp. 15.000-an. Cocok banget deh untuk makan bersama temen ataupun keluarga sambil menikmati indahnya pemandangan.
Tidak hanya itu disini juga disediakan banyak spot-spot keren buat foto-foto yang instagramble banget. Lumayan untuk nambah feed instagrammu jadi lebih berwarna.

3. Taman Langit/ Taman Layang
 
Bagi kamu yang berjiwa adrenalin. Tempat ini cocok banget untuk mengasah kembali endorfin adrenalinmu. Kamu bisa melayang-layang diudara menggukan parasut atau yang sering disebut para layang. Mulai dari Rp. 300.000-an kamu bisa terbang bebas diudara dengan didampingi pemandu tentunya. Mantap kan? Siapa mau coba? Aku, aku. Iya saya pengen sekali coba tapi my bugjet isn’t enough guys, huhu.
 
But, don’t cry kesian malu banyak orang hehe. (apaan si :v) buat kamu kamu yang tidak punya cukup uang atau punya uang tapi ga berani, kamu masih bisa menikmati pemandangan yang tak kalah keren. Dari sini penjuru-penjuru Malang terlihat, luasss banget tanpa penghalang. Deretan rumah-sawah kelihatan, seperti berasa di atas langit.

4. Taman Kelinci
 
 
Hello.. Hai.. maaf ya foto nya ga nyambung bangets, hikhik
Jadi begini ceritanya, setelah turun dari Taman Langit. Dibawahnya itu masih banyak tempat rekreasinya lho, sebagai contoh Taman Kelinci inilah yang kami datangi terlebih dulu.
 
Disini itu kita bisa bermain-main dengan banyak nya kelinci yang dibiarkan bebas berloncat-loncat ria disekitaran taman. Untuk yang punya anak kecil cocok banget deh diajak kesini karena bisa bermain bersama kelinci, memberi makan, dan melihat kandang-kandang nya.
Enggak hanya anak kecil, para pecinta kelinci pasti senang juga kalau diajak kesini.
Didalamnya ada bangunan seperti Istana dalam dunia dongeng juga, nah bisa kamu liat dari foto saya tadi diatas bersama para kurcaci :v

5. Taman Stroberi
 
Taman ini tiket masuknya sudah sepaket ya sama Taman Kelinci karena lokasinya yang juga berdekatan. Sepertinya sih taman ini baru dibangun. Karena pohon Stroberi yang ditanam nya juga masih muda-muda dan sedikit sekali buah yang sudah matang. Tapi tak perlu khawatir saat pertama kali masuk kita diberi masing-masing 1 kotak kecil berisi stroberi, jadi walau tak dapat metik langsung dari pohon kita bisa menikmati buah stroberi. 
 
Bentuk taman yang berundak terlihat sanggat elok sekali kalau di foto, hanya saja membuat kita sedikit harus bertenaga untuk menaiki tangga-tangga nya. Pemandangan dari atas taman juga bagus karena memang lokasinya diperbukitan.
  


6. Kebun Jeruk
Nahhh tak terasa waktu sore telah tiba. Lelah juga seharian kami berkeliling. Sudah tak ada rencana mendatangi tempat rekreasi yang lain sebenarnya, tapi sebagai penutup si AA (Abang Ayu) mengajak kami untuk kesuatu tempat yang ternyata kebun jeruk gengs! Duh senang nya saat pertama kali masuk melihat banyaknya pepohonan yang dibuahi jeruk-jeruk yang membuat kami tergiur sekali untuk memakannya.

Sebelum itu kami diberi keranjang untuk menaruh buah jeruk yang telah kami petik sendiri dari pohon. Kami bebas untuk memetik buah jeruk yang manapun serta kami juga boleh makan langsung dari pohonnya lho, tanpa harus membayar buah yang sudah dimakan itu.
Agar tak salah memilih kami dibimbing petani jeruk disini. Kami ditunjukan pohon mana saja yang buah nya manis, dan memberitahu jeruk yang seperti apa yang bagus. Aaa rasanya saya ingin memetik semuanya untuk dibawa pulang kerumah. Tapi kami ingat keluar dari kebun kami harus membayar jeruk yang sudah kami petik, jadi yaa sekiranya aja biar ga mahal hehe. Mm, sayangnya juga kami ke pujon saat baru minggu 1 di Pare jadi tak bisalah buahnya kami jadikan oleh-oleh pulang ke bogor karena pasti kalau kelaman sudah busuk. Hikhik


Sebenarnya di pujon ini bukan hanya ada kebun jeruk saja lho, tetapi kebun apel nya juga banyak. Ayoo siapa yang sudah nyobain Apel Malang yang terkenal itu?? Saya sendiri sih belom huhuhuu
 
Temen-temen One Day Trip in Pujon, Malang sebenarnya sudah selesai sampai di Kebun Jeruk aja. Tetapi sebagai bonus saya mau ceritain tempat dibawah ini ni!!
Alun-Alun Kota Wisata Batu
 
Tak cukup sampai dipujon. Malam harinya kami lanjut ke daerah Batu, Malang.
Daerah ini terkenal banyak sekali tempat wisata jadilah bernama “Kota Wisata Batu”. Lokasinya cukup jauh dari pujon, sekitar 30-60 menit menggunakan mobil. Sepanjang jalan, kota Malang ini sanggat cantik, gengs! Setiap rumah dihiasi lampu kelap-kelip yang berwarna sangat meriah. Perjalanan jauh terlihat tidak membosankan. Dan benar sekali, Alun-alun nya tak kalah kerennn... ramai sekali yang datang berkunjung kemari, mengakibatkan kami harus parkir jauh dari alun-alun.
 
Disana banyak sekali pedagang, mulai dari pedagang makanan, baju, mainan sampai cenderamata yang antik-antik. Sama seperti pasar malam disetiap kota. Hanya gemerlap lampu-lampu yang menghiasi saja yang membuat ia berbeda dengan kota-kota yang lainnya.
Sepertinya setiap malam tempat ini tak pernah sepi dari pengunjung, warga lokal maupun pelancong berkumpul tumpah ruah disini. Ramai sekali........
Kampung Warna-warni Jodipan, Malang
Hayoo siapa coba yang ga tahu tempat ini??
Kampung ini sudah terkenal seantero Indonesia hingga mancanegara lho!!
Kreatif dan cerdas sekali warga lokal sini. Setiap rumah diwarnai berbagai warna-warna yang cantik, gambar-gambar yang artistik, serta hiasan-hiasan yang menarik banget.
 
Kampung ini tuh kampung beneran yang dipadati penduduk lokal gengs! Gang-gang nya sempit. Ramai penduduk lagi, jadi ini real kampung beneran bukan kaleng-kalengan, hehee
Biaya masuk nya pun murmer banget, kita cukup bayar Rp. 3.000 kita udah bisa masuk, dapat gantungan lucu dan foto-foto sepuasssnya. Instagramble banget dah!
Oiya, ternyata liburan kami selama seharian kemarin itu belum cukup. Keesokan harinya kami diajak kesini. Cukup jauh dari pujon ataupun batu. Suhu di Kota Malang cukup panas ya ternyata berbeda dengan di Pujon.
--------------------
Setiap kepergian pasti akan tiba saatnya kepulangan. Setiap kejadian tetap saja nantinya hanya akan jadi sebuah kenangan.
Nb : Semoga ceritaku bisa membawa energi positif yaaw!
See u..

Sabtu, 01 September 2018

Pijakan Pertama di Baduy



  
                            *catatan: foto-foto disini di ambil dari Dokumentasi Panitia CLC 3.

Assalamualaikum Wr.Wb
Hello semua, kali ini saya mulai akan berbagi-bagi cerita petualangan saya nih, sayang sepertinya bila sering berpetualang tapi tak pernah direkam dalam sebuah cerita. Syukur-syukur banyak yang suka dengan cerita saya, apalagi bisa menginspirasi banyak orang.hmm
**
Temen-temen sudah pada tahu kan ya, salah satu suka pedalaman yang ada di Indonesia yang budaya dan tradisi nya masih sangat kental sekali. yaitu, Suku Baduy.

Suku Baduy atau disebut juga urang kanekes, berlokasi di kaki pegunungan  Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten. Berjarak sekitar 40 km dari Kota Rangkasbitung.
Perjalanan saya dimulai dari sebuah ajakan seorang dosen tempat saya berkuliah, beliau menawarkan kepada kami untuk ikut dalam Camp Leadership yang diadakan di Sekitar Suku Baduy. Pertama saya dengar kata baduy, saya sangat tertarik sekali dan dalam angan-angan saya pasti sangat unik dan menyenangkan sekali apabila saya bisa datang ke tempat itu. Setelah mendengar arahan dari beliau saya langsung sigap membuka website yang menginformasikan kegiatan tersebut. Dari pamflet yang saya baca, semua terlihat sangat menarik, karena memang saya sangat suka berkemah dan berpetualang. Dari sana saya mendapatkan informasi bahwa yang mengadakan kegiatan tersebut adalah Corps Dai Dompet Dhuafa.

Corps Dai Dompet Dhuafa (CORDOFA) merupakan salah satu program dari Divisi Social Development Direktorat Program Dompet Dhuafa (DD). Kebetulan tahun ini mereka mengadakan kembali sebuah program yakni Cordofa Leadership Camp batch 3 (CLC 3) yang merupakan lanjutan dari program yang telah diadakan ditahun-tahun belakangan.

Saya berangkat bersama teman teman yang belum saya kenal sebelumnya, karena dari kelas saya hanya saya yang bersedia untuk ikut. Namun ada beberapa juga yang saya kenal seperti Kafa dan Risti.
Kami dari gabungan UIKA Bogor, Remaja Masjid dan Komunitas yang berdekatan asal nya memutuskan berangkat menggunakan Kereta Commuter Line. Kami terbagi 2 titik kumpul. pertama ada yang berkumpul di St. Bogor dan yang kedua berkumpul di St. Bojonggede. Saya pribadi memilih kumpul di St. Bojonggede karena lebih dekat jarak nya dari rumah.

Pukul 03.00 saya berangkat dari rumah karena kami harus mengejar kereta pertama menuju Tanah Abang. Namun karena ada sedikit kendala sehingga jam yang tadinya kami sepakati menjadi mundur.
Akhirnya kami menempuh rute dari St. Bojonggede - St. Tanah Abang - St. Rangkas Bitung sekitar 3 jam lama nya.

Sekitar pukul 09.00 kami sampai di St. Rangkas Bitung, setelah itu kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan sampai titik kumpul peserta CLC 3. Dari sana kami melanjutkan kembali menggunakan mobil elf yang disediakan oleh pihak panitia.

Perjalanan menuju sana sangat jauh sekali, melintasi perkotan, melewati perkampungan dari yang banyak penduduk hingga perkampungan yang jarang sekali pemukiman penduduk. Jalan yang ditempuh pun penuh dengan tanjakan, turunan, belokan hingga pinggir-pingir jurang yang curam. Kami dibawa jauh sekali dari pusat keramaian kota. Mengelilingi daerah-daerah hutan yang masih sangat banyak disana. Tetapi saya sangat menikmati perjalanan itu.

Hingga sampai pada akhirnya penghujung kampung yang merupakan perbatasan antara Kampung biasa dengan Kawasan Suku Baduy Luar.


Beginilah potret  para lelaki orang Kanekes Suku Baduy Luar.
Mereka masih menerapkan aturan-aturan adat yang berlaku disana, untuk tidak mengikuti perkembangan zaman yang ada. Mereka dituntut patuh atas hukum adat nenek moyang yang telah di mawirisi turun temurun. Semua pada umumnya menggunakan pakaian serba hitam ataupun putih. Mereka tidak beralas kaki. Bekerja dengan berladang dan sangat sedikit sekali berbicara. Bahkan hampir tidak sama sekali saya mendengar suara mereka. Seperti nya mereka menutup diri dari orang-orang asing yang bukan merupakan bagian dari suku mereka.

Namun, orang Kanekes Suku Baduy Luar saat ini sudah lebih membuka diri dan mulai mengikuti perkembangan zaman yang ada. Kami menemukan beberapa warga yang sudah memiliki handphone dan juga motor. 


Kegiatan ini menuntut saya untuk mengikuti kegiatan selama 5 hari yang berlokasi di kampung perbatasan antara Kawasan Baduy Luar dan Kampung biasa. Kami tinggal dan tidur di sebuah tenda tentara. Hari 1 sampai 3 waktu kami dihabiskan untuk mendengarkan materi-materi yang berkaitan tentang kepemimpian serta materi-materi keagamaan. Peserta, panitia serta pemberi materi merupakan orang-orang terpilih yang sanggat luar biasa.  Mereka orang-orang berkepribadian dan berakhlak baik. Agama nya sangat bagus dan hubungan sosial mereka juga tak kalah keren. Peserta yang rata-rata merupakan aktivis dakwah dan kemanusian yang menghabiskan waktunya untuk terus menyuarai Islam.

Pada kegiatan ini kami diarahkan untuk menjadi sosok Dai Muda yang dapat menjadi teladan serta bermanfaat membantu banyak orang. Menjadi pribadi muslim yang kuat akan rintangan serta tantangan zaman. Membela kebenaran serta terus membawa kebaikan ke seluruh penjuru bumi. Seperti tombak semangat nya “Meretas Dakwah, Melewati Batas”. 


Foto diatas merupakan urang Kanekes yang sedang berada di atas jembatan penghubung antara Kampung Biasa dengan Kawasan Baduy Luar.
Urang Kanekes Baduy Luar berbicara menggunakan bahasa Sunda karena memang lokasi nya yang masih berada di tanah sunda. Mereka sangat menjaga alam yang ada dikawasan nya. Mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berladang padi dengan cara mengairi cukup dengan air hujan, berkebun durian serta berbagai jenis buah lainnya, dan Baduy juga terkenal dengan madu asli nya. Mereka biasa menjual keluar  dari daerah nya seperti pasar dan juga pergi menjual ke kota.

Para perempuan urang kanekes dapat menenun kain. Kain yang dihasilkan digunakan untuk dirinya sendiri dan juga di jual. Disana juga terkenal dengan kain batik berwarna hitam biru seperti yang mereka pakai pada foto diatas.


Dihari ke 4 setelah semua materi telah disampaikan dan outbound telah dilakukan. Setelah Ashar kami mulai untuk mendaki ke atas menuju pemukiman-pemukiman Kawasan Suku Baduy Luar. Jalan-jalan yang dilalui cukup terjal, perbukitan terus menerus menuntut untuk terus mendaki. Kami dibagi kedalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 1 kelompok putri, 1 kelompok putra, beberapa panitia dan 1 urang Kanekes yang akan menunjukan kami jalan.

Pemandangan disana masih sangat asri, kami melewati lereng perbukitan padi, kebun-kebun serta jurang-jurang yang cukup membuat kami kelelahan. Tak dapat dibayangkan orang-orang baduy telah terbiasa untuk berjalan berkilo-kilo meter dengan tidak menggunakan alas dan pada malam hari tak ada satupun lampu.

Alhamdulillah saya dapat melewati semua nya, meski tas yang dibawa sangat berat berisi 1 liter air, 5 liter beras, pakaian serta perlengkapan yang lain. Saya cukup kesulitan berjalan karena menggunakan sepatu safety yang kebesaran milik ayah saya, hehe. Namun meski menggunakan rok panjang saya tidak terlalu kesulitan dan tidak mengganggu sama sekali karena itupun dibantu dengan menggunakan celana panjang, hehe.

Perjalan panjang dimulai, lelah letih lesu laper dan teman-teman nya sangat terasa saat itu. Akan tetapi jiwa semangat serta pantang menyerah kami tetap terus melanjutinya. Malam datang dan kami hanya dibantu oleh senter milik kami masing-masing (saya ga pake, alhasil disenterin panitia, hehe makasih).

Damai sekali selama perjalanan, hanya suara jangkrik dan kodok yang sedang bernyanyi. Diselimuti awan gelap serta bintang gemintang terang dalam jumlah banyak yang terlukis indah sekali.
Oiya, jangan kalian kira saya bisa bebas foto-foto ya, itu tidak sama sekali karena ini merupakan kegiatan kepemimpinan yang melatih mental, riwa, raga dan emosi lainnya. Selama mengikuti kegiatan ini kami sama sekali tidak boleh menggunakan handphone, hp kami semua disita beserta dompet dan seisinya. Selama 5 hari kami hanya disisakan 5 ribu rupiah.

Eh, cerita foto diatas itu ya tempat kelompok saya menginap setelah sampai di desa tujuan jam 10 malam. Dirumah itu lah kami tidur dan memasak untuk 1 malam. Iya 1 malam aja sedih sekali, kurang puas, huhuu L
Ibu dan bapak nya sangat baik sekali, mereka mempunyai 2 putri yang sangat cantik (orang baduy emang cantik-cantik lho!) . Itu rumah panggung yang cukup luas, karena ini Baduy Luar jadi mereka tidak terlalu terikat dengan hukum adat sehingga mereka sudah dapat meniru peradaban di luar mereka. Lihat saja rumah nya sudah cukup modern ya? Seperti di beberapa daerah. Keluarga ini juga menjual beberapa kebutuhan pokok dan jajanan. Masak masih menggunakan tungku dan kamar mandi sudah di dalam (Alhamdulillah ga repot). Ada juga 1 buah lampu kecil dan si bapak juga punya Hp, tapi hp yang bisa sms dan telpon aja belom bisa We’a.

Ini peserta CLC 3 di sekitar pemukiman Suku Baduy Luar tempat menginap.

Kalo ini temen-temen 1 kelompok saya, Khadijah Masa Kini namanya. Ini di sekitar gazebo tempat berkunjung untuk wisata.

Dan Alhamdulillah 4 hari telah dilalui, ini adalah hari terakhir di tempat terakhir mendarat pula dari petulangan kawasan Suku Baduy Luar. Kami tiba disebuah sekolah. Aah andai anak-anak baduy dapat sekolah. Hm, jadi ini sudah diluar baduy ya. Ini sudah dekat pasar, sudah banyak kehidupan disana.

Sungguh tak terasa, masih sangat ingin berada disana, bercengkrama dengan penduduk, bercerita dengan anak-anak, memasak, berpetualang dan beribadah bersama.

Ahh, 02-06 Maret 2018 telah usai. Sudah waktu nya kembali. Terimakasih Baduy, Cordofa, Dompet Dhuafa, Panitia dan yang lainnya. Semoga dapat berkunjung kembali kesana dan saya dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang didapat. Aamiin..